20 January 2020

by Dimas Galih W.

Alibaba Cloud Day 2020 Indonesia: Pertama di Indonesia untuk Mendigitalisasi Nusantara

Ingin ikut serta memajukan perekonomian Indonesia di bidang cloud dan digital

Kebutuhan akan data dengan kapasitas besar yang sering disebut dengan Big Data saat ini memang bisa dibilang menjadi yang utama. Pasalnya, hampir semua pelaku bisnis mengumpulkan berbagai jenis data untuk kelangsungan hidup perusahaannya. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah cloud service yang mampu membantu mereka agar dapat dengan nyaman melayani para konsumennya.

Alibaba merupakan salah satu pemain cloud yang datang ke Indonesia. Semua orang mungkin akan melihat Alibaba sebagai sebuah ecommerce terbesar di Tiongkok. Namun, dibalik usaha ecommerce tersebut, mereka pun juga menaruh semua data yang mereka miliki pada Alibaba Cloud.

Kali ini, Alibaba mengadakan sebuah acara besar di Jakarta dengan nama Alibaba Cloud Day 2020 Indonesia. Cloud Day sendiri merupakan sebuah acara yang sering diadakan oleh Alibaba dibeberapa kota besar di seluruh dunia. Tujuan utamanya adalah untuk memberitahukan pencapaian terakhir yang mereka miliki serta teknologi terbaru yang ada. Mereka pun mendatangkan para narasumber yang sudah berhasil menggunakan jasa serta teknologi Alibaba.

Alibaba Cloud Day 2020 merupakan perhelatan yang pertama diadakan di Indonesia.  Acara ini sendiri diadakan pada tanggal 16 Januari 2020 lalu yang bertempat di Hotel Raffles Jakarta. Saya pun diundang untuk datang ke acara yang ternyata mendapatkan antusias yang sangat tinggi dari para pelaku bisnis di Indonesia.

Saat saya datang, tidak terlihat tempat duduk yang kosong. Bahkan mau tidak mau saya harus duduk di lantai sementara masih banyak peserta yang harus berdiri karena tidak kedapatan tempat duduk.

Alibaba sangat yakin terhadap kekuatan Cloud mereka. Hal ini terungkap pada saat membicarakan mengenai ajang 11.11 (Double 11) tahun 2018 lalu yang diselenggarakan di hampir 200 negara di seluruh dunia. Cloud dari Alibaba ini mampu menangani sekitar 600 juta pelanggan dan mampu mengolah 544 ribu pesanan per detik. Mereka pun sangat yakin bahwa tidak semua jasa cloud mampu menangani hal seperti ini. Semua itu dijalankan oleh Alibaba pada sistem inti buatan mereka sendiri.

Alibaba pun juga membagikan rahasia keberhasilan bisnis internet mereka pada ajang ini. Selama sepuluh tahun, ada tiga pilar yang berhasil mereka jalankan. Pertama adalah melakukan migrasi infrastruktur ke cloud. Lalu mereka membangun core competencies berdasarkan internet. Terakhir, mereka membuat aplikasi pintar yang bakal membuat data secara otomatis.

Dengan membangun semua itu, Alibaba pun juga memiliki sistem database yang mereka klaim paling baik dan cepat. Alibaba memiliki PolarDB, yang diklaim memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan database lain seperti MySQL. Mereka pun memiliki sistem tersendiri untuk melakukan konversi dari satu database ke PolarDB, sehingga dapat berjalan dengan optimal pada Alibaba Cloud.

Pada tahun finansial 2019 di Indonesia yang berakhir pada bulan Maret, Alibaba ingin lebih serius dalam menggarap pasar di Indonesia. Oleh karena itu, mereka telah menggelontorkan lebih banyak investasi untuk ditanam di Indonesia. Leon Chen, Head of Alibaba Cloud Indonesia mengatakan bahwa dalam strategi mereka, Indonesia masuk ke dalam prioritas alibaba. Mereka pun ingin mengembangkan lebih banyak talenta dalam bidang cloud.

Alibaba Cloud juga sudah menggandeng beberapa mitra bisnis lokal. Mereka pun menggalang insiatif bersama para mitranya untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan perjalanan digital dengan bisnis lokal di Indonesia. Hal ini tidak hanya dijalankan dengan perusahaan-perusahaan besar, namun mereka berharap dapat berkontribusi dengan memajukan perekonomian Indonesia dengan berbagi pengetahuan.

Alibaba juga mengatakan bahwa kompetisi adalah hal yang baik. Dengan semakin banyaknya jasa cloud yang masuk ke Indonesia, hal tersebut akan menguntungkan para pelanggan di Indonesia. Contohnya adalah masuknya Amazon Web Service (AWS) ke Indonesia. Oleh karenanya, mereka malah senang dengan adanya persaingan yang sehat.

Pada sesi yang terpisah, saya pun cukup penasaran bagaimana sebuah perusahaan yang sudah memiliki infrastruktur dalam sebuah cloud bisa pindah ke Alibaba. Feifei Li selaku VP Chief Database Scientist, mengatakan pihaknya akan membantu secara penuh bagi perusahaan yang ingin melakukan perpindahan layanan cloud lain ke Alibaba Cloud.

Beliau mengatakan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan seluruh database ke PolarDB yang dimiliki Alibaba dapat berjalan dengan lancar. Namun, hal tersebut masih tergantung dengan jenis database yang digunakan. Jika database yang digunakan termasuk open source seperti MySQL dan Postgre SQL, maka PolarDB pun sudah mendukung secara penuh semua perintah yang ada.

Feifei Li juga memberikan sebuah kasus yang ada di Malaysia. Tanpa memberitahukan nama perusahaannya, salah satu pelaku bisnis di Malaysia yang sudah memilih Oracle selama bertahun-tahun dapat memindahkan seluruh databasenya ke PolarDB. Alibaba sendiri memiliki sebuah perangkat yang mampu menganalisa basis kode dan data yang ada. Setelah menganalisa, alat tersebut pun akan mengeluarkan sebuah laporan yang akan memberitahukan bagian mana saja yang harus diubah dan juga workaround-nya.

Perpindahan database dari Oracle ke PolarDB yang diceritakan di atas memakan waktu sekitar dua bulan. Hal tersebut dilakukan oleh perusahaan tersebut dengan para insinyur dari Alibaba, sehingga perpindahannya terhitung cepat. Oleh karena itu, Alibaba pun yakin bahwa PolarDB yang mereka miliki dapat bersaing dengan para sistem manajemen database lainnya.