1. Startup

Catat Peningkatan Transaksi Selama Pandemi, Jet Commerce Galakkan Ekspansi Layanan

Tengah dalam persiapan ekspansi lanjutan ke Malaysia

Implementasi pembatasan aktivitas tatap muka telah mengakselerasi nilai transaksi belanja online atau e-commerce. Penyedia layanan "e-commerce enabler" Jet Commerce mencatat kenaikan penjualan secara keseluruhan pada kuartal IV-2020. Hal ini turut mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan dan ekspansi ke pasar yang lebih luas.

Mengutip dari Kontan, disebutkan bahwa Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan nilai transaksi e-commerce pada 2021 akan tumbuh 33,2% menjadi Rp337 triliun, dari perkiraan nilai transaksi di 2020 yang sebesar Rp253 triliun.

Pada kuartal IV-2020, Jet Commerce mencatat nilai penjualannya secara keseluruhan meningkat sebanyak 36% dari kuartal sebelumnya, hal ini berbanding lurus dengan jumlah transaksi yang meningkat sebanyak 53% dari kuartal III, hingga mencapai lebih dari 750 ribu transaksi yang terjadi di berbagai platform marketplace dalam tiga bulan terakhir.

Peningkatan jumlah transaksi terbesar adalah pada kategori produk kesehatan dan kecantikan dengan kenaikan lebih dari 80%, dan nilai penjualan lebih dari 60%. Lalu, kenaikan signifikan juga terjadi pada jumlah transaksi produk elektronik yang mencapai 31% pada kuartal IV, dan peningkatan nilai penjualan sebanyak 35% dibanding kuartal sebelumnya. Selain itu, peningkatan pesat juga datang dari penjualan produk kebutuhan ibu dan anak juga produk-produk mainan anak dan makanan hewan peliharaan.

CEO Jet Commerce Indonesia Webber Chen menyampaikan, “Industri e-commerce tidak terpukul dengan pandemi dan resesi ekonomi yang terjadi, justru sebaliknya, industri ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam setahun belakangan. Jika diperhatikan, meningkatnya pengguna e-commerce saat ini turut mendorong para pelaku usaha, baik dari sektor UMKM maupun brand, untuk mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan e-commerce sebagai kanal penjualan utamanya saat ini demi mencatatkan penjualan yang positif. Pola ini menjadi bukti bahwa e-commerce memainkan peranan penting dalam proses pemulihan ekonomi Indonesia.”

Meskipun e-commerce dianggap tidak terpengaruh oleh pandemi, bahkan menjadi saluran alternatif bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, banyak hal yang berubah karena pandemi ini. Misalnya, perilaku belanja konsumen yang berubah sejak pandemi terjadi, Jet Commerce mencatat nilai transaksi yang menurun, tetapi frekuensi belanja yang justru meningkat, karena saat ini lebih banyak orang yang membeli untuk kebutuhan sehari-hari.

"Kondisi ini tentunya membuat kita harus lebih memperhatikan pemantauan perubahan yang terus terjadi di saat yang tidak pasti seperti ini. Selain itu, kami juga harus memahami bahwa rantai produksi mitra kami juga dapat terganggu akibat pembatasan mobilitas yang diterapkan secara global," tambah Founder & CEO Jet Commerce Oliver Yang.

Pihaknya mengaku telah memprediksi perubahan ini dari fase awal pandemi, dan mencoba beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi. Pandemi juga telah mempengaruhi operasional fulfillment center di Daan Mogot, yang masih harus beroperasi sejak awal pandemi hingga sekarang.

Selain Jet Commerce, saat ini sudah ada beberapa layanan e-commerce enabler yang juga memberikan layanan end-to-end kepada mitranya. Termasuk aCommerce, Sirclo, 8commerce, dan Anchanto.

Fokus di tahun 2021

Sejak pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 2018 dengan nama J&T Alibaba, bisnis Jet Commerce telah berkembang pesat di beberapa negara, sejalan dengan pesatnya perkembangan industri e-commerce secara global sejak pandemi. Dari total lebih dari 70 brand yang dikelola di 4 negara (Tiongkok, Filipina, Thailand, Vietnam), pada tahun 2020 Jet Commerce mencatat kenaikan nilai transaksi di China sebesar 200% dibandingkan tahun 2019, 700% di Thailand, 1500% di Filipina, dan 280% di Vietnam.

Sementara itu, jumlah transaksi pada 2020 meningkat 400% di Tiongkok dibandingkan 2019, 450% di Thailand, 1400% di Filipina, dan 350% di Vietnam.

Terkait fokus di tahun 2021, Oliver turut menyampaikan kepada DailySocial bahwa semua yang akan dilakukan di tahun 2021 adalah mengikuti tren e-commerce yang meningkat di Asia Tenggara dan Tiongkok, untuk mendukung efisiensi operasi mitra brand. Selain itu, perusahaan juga tengah mempersiapkan ekspansinya ke Malaysia.

More Coverage:

Pandemi yang masih berlangsung dinilai akan mendorong penetrasi e-commerce yang semakin luas pada tahun ini, seperti yang terpapar dalam laporan Digital Market Outlook yang dipublikasikan Statista, menyebutkan bahwa pengguna e-commerce di Indonesia tahun ini diprediksi tumbuh 15% dari total 138 juta pengguna pada tahun 2020, atau mencapai 159 juta pengguna di tahun 2021. Sementara pendapatan industri ini diprediksi meningkat sebanyak 26% mencapai $38 juta, dari $30 juta pada tahun 2020 lalu.

Ketika disinggung mengenai layanan cross-border yang sempat menjadi bagian dari rencana tahun kemarin, pihaknya mengaku sangat ingin membantu pengusaha lokal mengekspor produknya ke luar negeri agar bisa memperluas jangkauan pasarnya. Namun, masih banyak yang harus dipersiapkan sebelum layanan ini bisa beroperasi dengan maksimal di tahun ini.

"2021 akan menjadi tahun yang menantang sekaligus menyenangkan bagi kami, karena kami berencana untuk mengoptimalkan efisiensi operasi bisnis kami dengan berbagai cara, melalui optimalisasi sistem TI kami, dan mengintegrasikan seluruh jaringan kami. Kami juga berencana meluncurkan beberapa inovasi terbaru tahun ini," ujar Oliver.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again