HIS ERHA, dari ERHA Group, Bercerita tentang Ketertarikannya ke Esports

Mereka datang dari industri beauty and care.

Industri esports yang kian hari kian masif berhasil mencuri perhatian banyak industri non-endemic untuk mengucurkan dananya ke sana.

Pasar esports memang sedang hangat-hangatnya menjadi pusat perbincangan dan perhatian kaum muda (generasi milenial dan Gen Z). Hal ini dirasa cocok sebagai ruang bisnis (baik dari sisi awareness, engagement, ataupun branding) bagi para pelaku industri non-endemic yang menyasar target yang sama.

Industri telekomunikasi, teknologi, perbankan, makanan dan minuman, olahraga, ataupun otomotif adalah beberapa industri non-endemic yang lebih dulu menunjukkan ketertarikannya ke esports. Tak lama setelahnya, industri fashion dan industri beauty and care pun juga sudah mulai menunjukkan pergerakan.

Koleksi LVxLOL. | Sumber: Louis Vuitton via Business Insider

Untuk industri esports di Indonesia sendiri, ketertarikan industri non-endemic mungkin memang berjalan lebih lamban ketimbang di luar sana. Namun perlahan tapi pasti, industri perawatan dan kecantikan juga sudah mulai kesengsem melirik esports. Setelah Axe yang beberapa waktu yang lalu menjadi salah satu partner/sponsor untuk EVOS, HIS ERHA, bagian dari ERHA Group, juga mulai menyatakan ketertarikannya.

Kami pun berbincang-bincang dengan perwakilan HIS ERHA seputar ketertarikan mereka menggunakan ruang di esports. Kami berbincang dengan Galih Andrianto, Head of Branding dari HIS ERHA, melalui telepon.

Sebelum kita masuk lebih jauh, mungkin tak ada salahnya kita cari tahu lebih dalam tentang ERHA dan HIS ERHA. Menurut cerita Galih, ERHA sudah didirikan sejak 20 tahun yang lalu dan awalnya berupa sebuah klinik untuk perawatan dan kecantikan. Sekarang ERHA sudah berkembang pesat dan bahkan memiliki lini brand baru yang ditujukan khusus untuk para pria, yang diberi nama HIS ERHA.

Kenapa ERHA menyasar target pasar laki-laki saat ini? Galih pun menjelaskan bahwa ternyata industri perawatan dan kecantikan khusus untuk laki-laki saja di indonesia itu sudah bernilai sebesar Rp7,9 triliun dengan pertumbuhan CAGR 6.2% per tahunnya, menurut data dari Euromonitor di 2010.

Ditambah lagi, ERHA juga melihat ada peluang menarik yang bisa diambil.

Pertama, menurutnya, segmentasi pasar pria dalam hal perawatan dan kecantikan itu terbagi menjadi 3 (menurut behavior-nya). Segmentasi pertama adalah Retroseksual. Pria di kategori ini tidak terlalu mementingkan produk atau brand dari produk-produk perawatan ataupun kecantikan. Ia hanya mencari apa yang tersedia di toko-toko terdekat saja. Ibaratnya, air wudhu pun jadi.

Segmen kedua adalah Metroseksual. Pria metroseksual adalah mereka-mereka yang mengikuti tren dari industri perawatan dan kecantikan dan mereka tidak peduli apakah produk-produk tersebut ditujukan untuk pria ataupun wanita. Sedangkan yang terakhir, yang ketiga, adalah kategori Uberseksual. Pria di segmentasi ini sangat memerhatikan produk dan brand yang mereka gunakan. Mereka tidak akan membeli produk lainnya jika produk langganan mereka tidak tersedia di terdekat. Namun demikian, mereka juga tidak ingin yang terlalu ribet. Pria di segmen uberseksual inilah yang jadi target pasar dari HIS ERHA. Selain dari sisi segmentasi pasar tadi, HIS ERHA juga melihat peluang dari sisi variasi produk yang ada di pasaran. Menurut Galih, saat ini, kebanyakan produk khusus pria hanyalah soal styling yang tidak terlalu mementingkan care. Dari peluang-peluang tadilah, HIS ERHA ingin menjawab kebutuhan pasar itu. Mereka pun merilis sejumlah produk yang lebih maskulin, termasuk dari segi kemasannya. Ditambah lagi, produk HIS ERHA juga diklaim berguna untuk style and care.  

Relevansinya ke Pasar Gamer dan Esports

Pasar gamer dan esports memang saat ini identik dengan kaum Adam. Ditambah lagi, saya sendiri juga percaya bahwa lambat laun setiap orang yang ada di dunia ini juga akan bermain game (yang berarti jadi pasar industri game). Sebagian dari pasar gaming ini tentunya ada juga yang tertarik menjaga penampilan mereka.

Via: Kompas

Apalagi dengan kian populernya tren kreator konten dan streamer dari ranah gaming, kesadaran akan penampilan tentu akan meningkat juga di komunitas gamer. Memang, saya tahu sebagian besar gamer saat ini juga masih jarang mandi -- termasuk saya, wkakawkwawk... Namun demikian, dengan bertambah masifnya industri gaming dan esports, persaingan individu di industri ini juga kian ketat. Saya sendiri jadi harus, mau tidak mau mandi, jika ingin meeting dengan orang lain -- meski memang malas rasanya... Eh... Sejumlah hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mereka-mereka yang berpenampilan menarik bisa lebih sukses ketimbang mereka yang tidak peduli soal ini. Galih juga mengatakan yang serupa. "Karena first impression itu penting." Ujarnya. Jika berbicara soal first impression, memang nyatanya hal tersebut salah satunya datang dari bagaimana kita menjaga penampilan diri. "Sekarang sudah saatnya juga gamer bisa menunjukkan diri ke publik bahwa mereka juga bisa stylishGamer itu adalah influencer." Lanjut Galih. "Tentunya, penampilan itu juga pasti harus diselaraskan dengan attitude karena hal tersebut juga akan menjadi cerminan bagi banyak orang."

 
 
 
View this post on Instagram
 
A post shared by Jonathan Liandi (@jonathanliandi) on

Ketertarikan HIS ERHA ke esports memang sangat masuk akal saat ini karena memang nyatanya tren influencer di komunitas gaming juga terus bertumbuh. Di luar sana, kita punya Ninja, Shroud, dan kawan-kawannya. Di Indonesia sendiri juga sudah tidak kalah banyak karena ada Jess No Limit, Emperor dan yang lainnya.

Ditambah lagi, jika kita berbicara soal esportsesports adalah kegiatan bermain game yang tak akan bisa terlepas dari aspek sosial karena Anda butuh kawan satu tim dan juga butuh lawan. Penampilan dan perilaku tentunya akan jadi lebih penting lagi saat harus melibatkan aspek sosial.

 

Penutup

Sebelum mengakhiri perbincangan kami, saya pun menanyakan pertanyaan terakhir. Lalu sampai sejauh mana HIS ERHA akan masuk dan memberikan dukungan ke esports? Galih pun mengatakan, "karena esports juga lagi naik dan skin care juga sama, kalau memang ada peluang HIS ERHA masuk ke esports, sangat mungkin sekali kita partneran. Atau mensponsori esports, ga masalah juga."

Selain komunitas gaming dan esports, HIS ERHA juga menargetkan sejumlah komunitas lainnya seperti komunitas otomotif, sepeda, sepak bola, sneakers, ataupun yang lainnya.

Menariknya, menurut saya, komunitas-komunitas tadi mungkin boleh dibilang juga lebih sadar akan penampilan dibanding komunitas gamer. Apakah hal ini berarti akan menjadikan komunitas gamer sebagai prioritas ke sekian dibanding komunitas lainnya? Atau justru akan semakin membuat HIS ERHA tertantang untuk memberikan edukasi tentang pentingnya penampilan ke pasar gamer? Kita tunggu saja...

Feat Image: Business of Fashion