24 June 2020

by Glenn Kaonang

Microsoft Teams untuk Kebutuhan Personal Kini Sudah Bisa Dinikmati via Aplikasi Android dan iOS-nya

Cocok untuk mengoordinasikan aktivitas-aktivitas grup dalam lingkup keluarga maupun komunitas

Maret lalu, Microsoft secara resmi mengumumkan pergantian nama layanan subscription Office 365 menjadi Microsoft 365. Bersamaan dengan itu, mereka juga mengumumkan ketersediaan paket Personal dan Family pada Microsoft 365; yang tadinya cuma untuk lingkup pekerjaan kini sudah berevolusi menjadi layanan untuk konteks kehidupan sehari-hari.

Arahan baru tersebut juga berdampak langsung pada produk-produk spesifik yang menjadi bagian dari Microsoft 365, Microsoft Teams salah satunya. Awalnya dibuat untuk menyaingi Slack, Teams kini juga dioptimalkan untuk kebutuhan pribadi maupun keluarga, dan versi preview-nya sudah bisa dinikmati sekarang juga di Android maupun iOS.

Microsoft tidak bermaksud menjadikan Teams sebagai alternatif dari WhatsApp, Facebook Messenger maupun aplikasi-aplikasi chatting populer lainnya. Teams hadir untuk memenuhi kebutuhan niche di mana kita perlu mengoordinasikan banyak hal dalam suatu kelompok, komunitas, atau bahkan keluarga.

Bayangkan Anda seorang koordinator klub buku dan Anda perlu mengatur jadwal berkumpul (baik secara fisik maupun virtual) dengan semua anggota. Ketimbang mengandalkan percakapan via grup WhatsApp, prosesnya bakal lebih mudah dijalankan di Microsoft Teams berkat integrasi fitur-fitur macam shared list, shared document, shared calendar maupun location sharing.

Jadi kalau cuma sebatas bertukar pesan, WhatsApp maupun aplikasi chatting lainnya bisa dibilang tidak tergantikan. Namun kalau untuk mendiskusikan aktivitas grup, termasuk yang sesederhana merencanakan pesta ulang tahun seorang anggota keluarga, ada Microsoft Teams yang siap membantu.

Teams untuk keperluan personal ini tidak hadir dalam bentuk aplikasi yang terpisah. Aplikasinya sama persis seperti Microsoft Teams buat bekerja, hanya saja sekarang pengguna dapat menambahkan akun Microsoft pribadinya. Nyaris semua fitur yang ada di Teams sebelumnya juga dibawa ke versi personalnya ini, termasuk halnya fitur Dashboard yang akan menampilkan koleksi semua foto, video, lokasi, kalender, reminder yang pernah dibagikan masing-masing anggota grup.

Juga sangat berguna adalah fitur Safe, yang dapat dipakai untuk menyimpan informasi-informasi penting macam password Wi-Fi atau akun layanan streaming sehingga dapat diakses dengan mudahj oleh semua anggota keluarga yang tergabung dalam grup.

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah, apa artinya ini buat Skype? Seperti yang kita tahu, Skype sekarang bukan sekadar aplikasi video call saja, melainkan juga telah menjadi aplikasi komunikasi yang komplet untuk kebutuhan sehari-hari. Teams di sisi lain juga punya fitur video call, dan kemunculan versi personalnya ini terkesan seperti kanibalisasi produk.

Namun terlepas dari sejauh apa perkembangan Skype, publik masih mengenalnya sebagai aplikasi video call, sebagai aplikasi yang dibuka hanya untuk satu keperluan tertentu saja. Microsoft menyadari akan hal itu, dan skenario penggunaan yang spesifik itu justru mereka jadikan alasan untuk terus mempertahankan Skype dan memberi dukungan penuh terhadapnya.

Sama seperti bagaimana Teams tidak bermaksud menggantikan WhatsApp, ia juga tidak dibuat untuk merebut target pasar Skype. Kalau saya sekadar ingin video call dan berbincang santai dengan sepupu-sepupu saya, mungkin reflek saya akan langsung membuka Skype ketimbang Teams. Kendati demikian, bukan tidak mungkin kalau ke depannya Skype bakal dilebur ke Teams.

Sumber: The Verge dan Microsoft.