1. Startup

NalaGenetics Kembangkan Tes DNA untuk Kesehatan dan Nutrisi Personal

Alat tes dibeli secara online, pengambilan sampel dilakukan secara mandiri di rumah, tim NalaGenetics akan mengambil sampel untuk diperiksa di lab

Startup biotechNalaGenetics meluncurkan LifeReady, tes DNA untuk menganalisis profil lengkap pengguna dan menyediakan rangkaian solusi kesehatan yang lebih personal.

Menggunakan buccal swab, NalaGenetics mencocokkan jutaan DNA pengguna dengan pasangan gen-varian dalam database dan merangkum profil pengguna yang mencakup kondisi kebugaran, kesehatan kulit, alergi, hingga risiko kesehatan dalam laporan yang dirilis.

"Faktanya setiap orang di dunia memiliki set DNA yang berbeda. Dengan mengetahui DNA yang kita miliki, ini menjadi langkah pertama untuk mengetahui kondisi tubuh yang sebenarnya […] Kami menawarkan solusi kesehatan yang lebih akurat dan sesuai dengan DNA setiap orang, sehingga mereka pun bisa mencapai kesehatan tubuh yang optimal," ucap Product Manager for NutriReady and LifeReady NalaGenetics Emilia Bewintara dalam keterangan resmi, Kamis (21/3).

Dia melanjutkan, dalam dunia medis faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia terbagi menjadi dua: genetik/keturunan atau lingkungan. Faktor genetik sering berperan sebagai pemicu internal, yang membuat seseorang lebih berisiko untuk terkena suatu penyakit dibandingkan orang dengan DNA yang berbeda. Menurut penelitian di America Serikat, 40% dari penyakit yang umum dijumpai di masyarakat disebabkan oleh komponen genetik.

Pemeriksaan genetik ini tidak berdiri sendiri, tetapi akan lebih bermanfaat ketika digabungkan dengan riwayat kesehatan, pemeriksaan komposisi tubuh, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan kesehatan lainnya. NalaGenetics juga menyediakan layanan lainnya yang dapat dikombinasikan dengan LifeReady, yakni NutriReady, sebuah tes DNA yang menganalisis metabolisme dan kebutuhan nutrisi, memungkinkan para pengguna untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai kondisi kesehatan mereka.

Selain itu, terdapat program kesehatan NalaCare yang berfokus pada pembentukan kebiasaan sehat yang efektif. Program ini juga didukung oleh tenaga medis profesional, seperti dokter umum, dokter spesialis gizi klinik, hingga ahli gizi. Sehingga, hasil tes genetik yang dilakukan pengguna, tidak hanya sekedar laporan, tapi juga menjadi bagian dari gaya hidup mereka.

Diharapkan kombinasi LifeReady, NutriReady dan NalaCare dapat mendorong para pengguna agar mencapai kondisi kesehatan yang lebih baik.

Tes DNA LifeReady

Cara mengakses tes DNA ini cukup mudah. Pengguna dapat membelinya secara online di situs NalaGenetics. Lalu pengguna akan mendapatkan alat tes yang bisa dilakukan di rumah, mengambil sampel swab saliva.

Tim NalaGenetics akan mengambil sampel dari tempat pengguna untuk kemudian dianalisis di laboratorium. Baik laporan LifeReady dan NutriReady, bakal tersedia di aplikasi NalaGenetics dalam kurun waktu 4-6 minggu.

Setelah menerima hasil tes, pengguna dapat mendaftar di NalaCare, yakni sebuah program kesehatan berkelanjutan untuk membantu pengguna mengintegrasikan hasil tes genetiknya, sekaligus mengatur serangkaian layanan kesehatan dengan penyedia fasilitas kesehatan berpengalaman yang sesuai dengan kebutuhannya.

Hasil dari tes DNA LifeReady terbagi menjadi beberapa panel utama, yakni:

  1. Panel alergi (mendeteksi alergen yang bisa memicu alergi bagi masing-masing orang);
  2. Panel kebugaran (tipe olahraga yang cocok dengan tubuh);
  3. Panel kesehatan kulit (tipe produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit); dan
  4. Panel produktivitas (cara mendapatkan kualitas tidur yang ideal).

Berkat program genome, kerja sama NalaGenetics dengan biobank, serta algoritma canggihnya, tingkat akurasi tes mencapai 99%.

Sementara untuk hasil tes DNA dari NutriReady, pengguna akan mendapatkan rekomendasi makanan yang dipersonalisasi berdasarkan hasil DNA, mencakup jenis-jenis makanan apa yang paling sesuai dengan kebutuhan tubuh pengguna, sekaligus rekomendasi makanan yang perlu dihindari karena berpotensi memicu intoleransi.

Co-founder dan CEO NalaGenetics Levana Laksmicitra Sani menyampaikan, tujuan utamanya adalah membentuk masa depan dunia kesehatan yang lebih menekankan pada upaya preventif. Setiap pengguna mengetahui kebutuhan diri dan tubuhnya masing-masing, dan apa yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit di kemudian hari.

More Coverage:

"Dengan manajemen kesehatan proaktif, kita bisa bersama-sama mengurangi biaya pengobatan di masa depan dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Kami percaya bahwa intervensi dini akan berkontribusi pada sistem kesehatan yang lebih sehat dan berkelanjutan di Indonesia dan Asia Tenggara,” imbuhnya.

Perjalanan NalaGenetics bermula dari pedalaman Papua pada tahun 2016. Levana dan tim pendiri bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI untuk membagikan 1.000 alat tes DNA di lima desa. Hasilnya cukup mengejutkan, 20% dari pasien kusta ternyata memiliki gen yang membuat mereka rentan terhadap Dapson, obat anti kusta yang kerap dipakai. Berkat temuan ini, pasien bisa mendapatkan rangkaian perawatan yang lebih sesuai, sehingga mereka bisa sembuh dan terhindar dari efek samping obat.

Pengalaman ini mendorong Levana dan Astrid Irwanto, Alexander Lezhava, serta Jianjun Liu untuk bersama-sama mendirikan NalaGenetics dan memperluas jaringan koneksi dengan berbagai rumah sakit, tenaga medis, dan laboratorium di Jakarta dan Singapura. Diklaim saat ini, NalaGenetics telah menjangkau 12 negara di Asia Tenggara, bekerja sama dengan lebih dari 20 mitra lab, dan merilis lebih dari 40.000 laporan DNA.

Application Information Will Show Up Here
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again