1. Startup

Perluas Pasar di Asia Tenggara, Xendit Resmi Masuk Thailand

Tessa Wijaya didapuk menjadi CEO Xendit di Thailand

Xendit kembali menambah cakupan bisnisnya di Asia Tenggara dengan masuk ke Thailand. Menyusul ekspansi tersebut, Tessa Wijaya, Co-Founder dan COO Xendit Indonesia, didapuk menjadi CEO Xendit di Thailand.

Kemudian, Xendit juga menunjuk Visit Yindisiriwong sebagai COO dan Korn Chatikavanij sebagai Chairman di Thailand. Dengan demikian, startup fintech ini sekarang resmi beroperasi di Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Xendit menyebut akan menawarkan solusi pembayaran digital dan embedded finance yang menyasar segmen UMKM, pelaku startup, hingga korporasi besar di Thailand.

"Kami akan membawa lebih banyak metode pembayaran lokal dan integrasi langsung ke perbankan di Thailand yang dapat membantu mempercepat progres ekonomi dan membawa dampak positif bagi masyarakat Thailand," tutur Tessa sebagaimana dilansir dari TechinAsia.

Berdasarkan informasi di situs resminya, Xendit telah melayani lebih dari 4000 bisnis, serta memproses $21 miliar transaksi, dan 250 juta volume transaksi setiap tahunnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Xendit sempat menyatakan akan melakukan diversifikasi bisnis untuk mendongkrak pendapatan dan bisnisnya secara berkelanjutan.

Pada 2022, Xendit berinvestasi di Bank Sahabat Sampoerna dan merilis aplikasi bank digital Nex. Pihaknya memperluas segmen pasar pembayaran digital, tak hanya di B2C tetapi juga B2B.

Layanan  embedded finance salah satu keuangan digital yang tengah berkembang di Indonesia. Solusi ini memungkinkan perusahaan atau pelaku usaha untuk memiliki layanan keuangan digital tanpa perlu membangun infrastruktur atau membuat lisensi baru.

Beberapa solusi embedded finance yang banyak digunakan adalah pembayaran digital, investasi, asuransi, hingga remitansi. Beberapa pengembang embedded finance di Indonesia antara lain DigiAsia, Nikel, Finfra, dan DOKU.

More Coverage:

Menurut proyeksi ResearchandMarkets, nilai pasar embedded finance di Indonesia diestimasi tumbuh sebesar 34,2% CAGR dalam periode 2023-2029 dengan perkiraan pendapatan naik dari $2 miliar di 2023 menjadi $8.2 miliar di 2029.

Xendit juga dilaporkan baru saja melakukan PHK gelombang kedua pada Januari 2024. Gelombang pertama terjadi pada 2022, di mana sebanyak 5% karyawan di Indonesia dan Filipina terdampak.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again