1. Startup

Platform Edtech "KOCO" Ingin Bantu Kelas Menengah Akses Pendidikan Berkualitas

KOCO telah memiliki sekitar 20 ribu siswa, 3500 mitra guru, dan 300 sekolah yang tergabung di platformnya

Sebagai platform edtech, KOCO menawarkan layanan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas guru dan performa murid di Indonesia. Didirikan di Singapura tahun 2020 lalu, saat ini Indonesia telah menjadi pasar terbesar mereka.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & COO KOCO Faizal Abdullah menyampaikan rencana bisnisnya untuk memberikan layanan dan fitur yang relevan, sekaligus menghadirkan edukasi berkualitas untuk kalangan kelas menengah di tanah air.

Sasar kalangan underserved

Setelah melakukan survei dan riset, KOCO saat awal kehadirannya meluncurkan KOCO School dan Learning Management System (LMS) untuk para guru dan sekolah. Mereka menilai, untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan yang menjadi prioritas utama adalah dengan membantu para guru meningkatkan kompetensi atau kemampuan mereka.

Melalui KOCO School para guru bisa memanfaatkan fitur dan pelajaran untuk meningkatkan kemampuan mereka. Sementara untuk LMS, didesain untuk membantu produktivitas guru. Hingga saat ini KOCO mengklaim telah memiliki sekitar 20 ribu siswa, 3500 mitra guru, dan 300 sekolah yang bergabung ke dalam platform.

Melihat masih belum adanya layanan atau platform yang memberikan pilihan belajar untuk kalangan menegah, menjadi salah satu alasan kuat pada akhirnya KOCO meluncur di Indonesia. Menurut mereka, saat ini kebanyakan platform edtech yang sudah ada hingga fasilitas bimbingan belajar, masih terlalu mahal untuk bisa diakses oleh kalangan menegah yang juga ingin memberikan edukasi berkualitas kepada anak-anak mereka.

"Strategi kami adalah menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi kelas menengah yang sedang naik daun. Di KOCO kami mengklasifikasikan kelas menengah sebagai mereka yang memiliki pendapatan rumah tangga per bulan Rp4juta - Rp19juta," kata Faizal.

Kembangkan fitur untuk guru dan siswa

Untuk bisa memberikan layanan menyeluruh untuk guru dan siswa, KOCO meluncurkan KOCO Star. Layanan ini memberikan akses untuk self-learning bagi siswa yang membutuhkan konten pembelajaran tambahan. Dengan begitu, siswa hanya perlu mempelajari apa yang memang dibutuhkan, sehingga bisa lebih efisien dan efektif. Saat ini KOCO memfokuskan kepada pendidikan formal untuk siswa SD hingga SMA.

Melalui KOCO Star siswa bisa mengajukan pertanyaan melalui beberapa fitur yang mereka miliki. Di antaranya adalah fitur Tanya KOCO dan Live Guru.  Tidak perlu melakukan pemesanan dengan waktu yang lama, dengan durasi singkat juga bisa diakses edukasi berkualitas dari guru di KOCO Star.

Guru yang direkrut oleh mereka kebanyakan pengajar yang sudah memiliki pengalaman dan bekerja di sekolah umum. Untuk membantu guru honorer, KOCO juga menyediakan kesempatan terbuka bagi mereka yang ingin memiliki penghasilan tambahan dengan memanfaatkan KOCO Star.

"Pandemi telah membuat para guru terbiasa melakukan kegiatan belajar online. Sangat mudah bagi mereka untuk bergabung dengan KOCO, apalagi jika sebelumnya sudah familiar menggunakan Google Classroom, bisa secara langsung menggunakan KOCO," kata Faizal.

Tersebar di pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, persentase guru profesional dan guru honorer yang bergabung di KOCO adalah 60% untuk guru profesional dan 40% guru honorer. Untuk komisi, KOCO hanya mengambil 15% saja dari para mitra guru, sisanya diberikan kepada mereka. Untuk para guru, ke depannya perusahaan juga ingin membangun sebuah framework yang bisa membantu para guru meningkatkan jenjang karier hingga gaji mereka.

"Strategi kami adalah mengembangkan ekosistem bagi siswa dan guru untuk kebutuhan pendidikan dan pengembangan diri mereka. Kami akan meluncurkan 2 produk baru yang akan membantu siswa termotivasi untuk belajar, meningkatkan kompetensi dan guru juga para stakeholder yaitu orang tua, siswa, sekolah, dan guru," kata Faizal.

Sebagai pasar terbesar mereka, ada beberapa target yang ingin dicapai oleh KOCO untuk Indonesia. Salah satunya adalah memiliki 1 juta siswa tahun 2023 mendatang sekaligus lebih banyak menjangkau kelas menengah untuk mengakses pendidikan berkualitas dengan harga terjangkau.

Rencana galang dana Pra-Seri A

Setelah menerima pendanaan dari angel investor dari Singapura senilai SG$700 ribu tahun 2021 lalu, para pendiri KOCO kemudian memutuskan untuk tidak melakukan penggalangan dana tahapan lanjutan di tahun ini. Salah satu alasannya adalah, tech winter yang bakal terjadi usai pandemi dan ketika kondisi sudah mulai berangsur pulih.

Namun demikian perusahaan mengklaim dengan menjalankan bisnis secara bootstrap dan memanfaatkan revenue yang telah diperoleh, perusahaan mampu untuk mendapatkan pertumbuhan pengguna yang positif demikian juga revenue.

Awal tahun depan perusahaan memutuskan untuk melakukan penggalangan dana putaran Pra-Seri A. Jika sesuai dengan rencana, bulan Juni tahun 2023 mendatang diharapkan sudah bisa diperoleh dana segar tersebut. Nilai investasi yang ingin di galang oleh KOCO adalah sekitar $3-5 juta.

More Coverage:

"Idealnya kami ingin mendapatkan venture capital Indonesia yang mengerti benar lanskap edtech saat ini. Kami juga berharap bisa menemukan investor yang memiliki koneksi dengan sekolah, guna menambah jumlah mitra guru sekaligus murid dalam platform," kata Faizal.

Berbeda dengan konsep yang ditawarkan oleh platform edtech pada umumnya saat ini, KOCO tetap fokus untuk membantu guru meningkatkan kompetensi sekaligus meningkatkan kemampuan para siswa. Di sisi lain perusahaan juga ingin membantu lebih banyak kelas menengah mendapatkan akses edukasi yang berkualitas dengan harga terjangkau.

"Menurut saya platform yang menawarkan edukasi dan keterampilan kognitif dan STEM akan banyak bermunculan. Namun kebanyakan platform tersebut tidak menyasar ke kelas menengah. Platform edtech lain mungkin mau menggarap pasar tersebut, tapi fokus kami adalah kelas menengah Indonesia, saat ini belum banyak platform edtech yang menyasar mereka," kata Faizal.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again