1. Startup

Platform Pencarian Kerja Wantedly Mempersiapkan Peluncuran Ulang di Indonesia

Sudah beroperasi sejak tahun lalu, namun pencapaiannya dinilai belum terlalu sukses karena operasional bisnis dikerjakan bukan dari orang lokal

Sempat mengumumkan ekspansinya di Indonesia pada tahun 2015, platform perekrutan berbasis media sosial asal Jepang Wantedly kini sedang mempersiapkan diri untuk melakukan re-launch (peluncuran ulang) bisnisnya yang akan dilaksanakan pada tahun depan. Langkah re-launch dipilih oleh pihak Wantedly lantaran perkembangan bisnis sebelumnya dinilai belum begitu memuaskan, mengingat operasional di tangani bukan dari tim lokal melainkan dari tim Wantedly dari negara asal.

CEO dan Founder Wantedly Akiko Naka menjelaskan saat ini pihaknya sedang mengumpulkan orang-orang lokal untuk bergabung. Terhitung saat ini Wantedly sudah memiliki pengguna di Indonesia sebanyak 10 ribu orang dan 500 klien bisnis. Di Jepang Wantedly sudah beroperasi kurang lebih selama lima tahun. Kini platform tersebut memiliki 10 juta pengguna dengan total klien hingga 20 ribu.

"Kami akan re-launch Wantedly di Indonesia, rencananya tahun depan sudah resmi kembali beroperasi. Sebelumnya, kinerja Wantedly di Indonesia tidak begitu memuaskan karena operasionalnya dikerjakan bukan dari lokal. Namun sekarang kami sudah memiliki tim lokal dan sedang mencari orang untuk menjabat sebagai Country Head," terang Naka kepada DailySocial.

Tak hanya di Indonesia, Wantedly rencananya juga sedang mempersiapkan tim barunya untuk ekspansinya di Singapura. Menurut Naka, dengan adanya tim lokal proses bisnis dirasa akan lebih berjalan mulus. Pasalnya, pasar Indonesia menjadi salah satu fokus utama Wantedly setelah Jepang, mengingat jumlah pengguna internet mencapai 132 juta menurut survei dari APJII.

Tak hanya itu, geliat pertumbuhan startup juga terbilang masif. Menurut Naka karena banyaknya startup digital, cara pencarian kerja jadi tidak bisa diterapkan secara tradisional. Mengingat nilai yang dijual oleh startup adalah misi dan value, bukan berapa besar gaji yang ditawarkan.

Hal inilah yang sejalan dengan model bisnis Wantedly, membedakan dengan platform pencari kerja lainnya semisal Jobstreet atau LinkedIn. Dalam Wantedly tidak diterangkan berapa gaji yang ditawarkan perusahaan, melainkan apa ide, misi dan value yang mereka tawarkan.

Pencari kerja juga dapat menelusuri profil perusahaan yang sedang membuka rekrutmen, siapa saja orang-orang yang bekerja di sana, dan bagaimana review dari mereka, sekaligus mengirim pesan singkat. Tujuan akhirnya, menghubungkan pencari kerja dengan pekerjaan yang sesuai passion, seiring dengan visi yang mereka hendak capai.

"Model bisnis kami menyesuaikan dengan target usia pencari kerja saat ini rata-rata adalah generasi millennial rentang usia 20-30 tahun. Kami ingin membantu mereka mendapatkan pekerjaan yang sesuai passion, bukan hanya lihat dari gaji yang ditawarkan tapi apa saja visi dan misi yang hendak dicapai bila dilakukan secara bersama."

Wantedly memiliki lima aplikasi yang saling terintegrasi satu sama lain, yakni Wantedly, Wantedly Chat, Wantedly Contact, Wantedly People, dan Wantedly Siori. Masing-masing aplikasi memiliki fungsi yang berbeda. Misalnya Wantedly sebagai main core aplikasi yang digunakan oleh pencari kerja menelusuri peluang pekerjaan atau magang apa saja yang sedang tersedia.

Atau Wantedly Chat digunakan untuk saling berkirim pesan antar pengguna, transfer dokumen, undangan, atau lainnya. Sementara Wantedly People adalah aplikasi pencatat kartu nama otomatis dari hasil jepretan kamera. Rata-rata aplikasi tersebut baru tersedia untuk Jepang saja, rencananya untuk Indonesia aplikasi yang bakal tersedia adalah produk utama Wantedly.

Application Information Will Show Up Here
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again