1. Startup

Rey Assurance Hadirkan Layanan Insurtech yang Terintegrasi dengan Wellness

Baru mendapatkan pendanaan pre-seed 14,2 miliar Rupiah dari Trans-Pacific Technology Fund

Platform insurtech Rey Assurance mendapatkan pendanaan pre-seed sebesar $1 juta atau 14,2 miliar Rupiah dari Trans-Pacific Technology Fund. Pendanaan ini akan digunakan untuk mengoptimalkan produk dan layanan yang dijajakan.

Sebagaimana dilaporkan Techcrunch, mereka mengklaim sebagai platform penyedia asuransi jiwa dan kesehatan pertama yang terintegrasi dengan ekosistem kesehatan dan wellness. Beberapa layanannya antara lain pemeriksaan gejala mandiri, telekonsultasi, pemesanan dan pengiriman obat, serta fitur kebugaran.

Beberapa keunggulan yang ditawarkan adalah Rey bermitra perusahaan asuransi untuk membuat polis kepemilikan alih-alih melakukan underwriting sendiri. Rey juga menawarkan proses onboarding cepat yang dapat dilakukan sepenuhnya melalui online dalam kurun waktu 5 menit. Demikian juga dengan penanganan klaim.

Rey Assurance didirikan oleh Evan Tanotogono dan Bobby Siagian. Evan yang kini menjabat sebagai CEO sebelumnya berkarir di Sequis Life dan Tokopedia. Sementara Bobby yang menduduki posisi CTO juga pernah bekerja di Tokopedia, Mbiz, dan Bizzy.

Pendekatan baru dengan model langganan

Dihubungi secara terpisah, Co-founder & CEO Rey Assurance Evan Tanotogono mengatakan, pihaknya berupaya menyederhanakan produk asuransi yang selama ini ada di pasaran dengan pendekatan baru, yakni model berlangganan (subscription). Menurutnya, isu-isu pelik di industri asuransi sudah mengakar, terlebih penetrasinya masih rendah dan sulit tumbuh signifikan.

Maka itu, model berlangganan diyakini dapat mengubah mindset masyarakat dalam membeli produk asuransi. Mindset yang ingin diciptakan adalah membeli sebuah produk sebagai bagian dari ekosistem besar di mana Rey memiliki akses ke ekosistem tersebut.

"Yang kami lakukan sebetulnya mengubah konsep dari 'product that is just a policy' menjadi 'product that takes care of you'. Kami pikir perlu melakukan pendekatan berbeda, dan orang tidak mungkin memiliki ekspektasi hasil berbeda kalau hanya melakukan hal yang sama," ujar Evan kepada DailySocial.id.

Menurutnya, dengan mengintegrasikan ke layanan kesehatan dan wellness, masyarakat seharusnya tidak perlu berpikir bahwa asuransi menjadi "produk yang jangan sampai dipakai" melainkan sebagai sebuah perjalanan transformasi menjadi manusia yang lebih baik.

Saat ini, Rey baru menawarkan tiga opsi langganan, yaitu di harga Rp69 ribu/bulan, Rp89 ribu/bulan, dan Rp99 ribu/bulan yang di dalamnya sudah termasuk bundle layanan rawat jalan, telekonsultasi, pengecekan gejala, dan asuransi.

Mengingat timnya masih mengembangkan produk secara minimum viable product (MVP), Evan menyebut saat ini baru tersedia tiga layanan di aplikasi Rey, yakni Cek Gejala, Chat Dokter, dam Pesan Obat. Sementara, pembelian asuransi baru tersedia di platform web.

"Produk asuransi kami sudah punya dua mitra saat ini yang pakai existing produk untuk MVP. Meanwhile we are designing our own proprietary designs soon," tambahnya.

Penetrasi asuransi dan kebangkitan insurtech

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya tren pertumbuhan positif pada kinerja industri asuransi di situasi pandemi Covid-19 ini. Mengutip Bisnis.com, penetrasi asuransi di Indonesia pada semester I 2021 memang masih relatif stagnan, akan tetapi meningkat dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2019, penetrasi asuransi tercatat hanya 2,81%, lalu naik menjadi 2,92% di 2020. Kemudian, angka tersebut tumbuh menjadi 3,11% pada Juni 2021 yang menunjukkan sinyal pertumbuhan positif bagi industri asuransi Indonesia.

More Coverage:

Berdasarkan Insurtech Ecosystem in Indonesia Report oleh DSInnovate, penetrasi asuransi dinilai masih sangat rendah akibat kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia terhadap produk asuransi beserta manfaatnya. Maka itu, kolaborasi asuransi dan teknologi dinilai dapat meningkatkan awareness dan membuka akses produk di kalangan masyarakat.

Elemen kunci pada adopsi insurtech / DSInnovate

Dari sisi bisnis, platform digital juga dibutuhkan untuk menjembatani kegiatan distribusi guna mengurangi biaya operasional di lapangan melalui sinergi antara perusahaan asuransi, insurtech, dan platform digital.

Application Information Will Show Up Here
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again