10 September 2020

by Glenn Kaonang

Sedan Elektrik Mewah Lucid Air Siap Mengaspal Tahun Depan

Performa dan efisiensi dayanya melampaui Tesla Model S

2021 nanti, Tesla Model S bakal kedatangan rival baru yang cukup berat bernama Lucid Air. Kalau namanya kedengaran familier, itu karena Anda sudah pernah membaca beritanya sejak tahun 2016 lalu, tepatnya ketika Lucid Air masih berstatus konsep karya eks karyawan Tesla.

Sekarang, Lucid Motors sudah siap memperkenalkan versi final Air yang akan diproduksi secara massal. Dilihat dari luar maupun dalam, penampilannya ternyata tidak jauh berbeda dari sketsa versi konsepnya ataupun prototipe yang sempat dikendarai oleh YouTuber Marques Brownlee di tahun 2017.

Bicara soal dimensi, Air rupanya sedikit lebih ringkas daripada Model S. Kendati demikian, interiornya masih terkesan sangat lapang. Berhubung ini merupakan mobil elektrik, bagasinya ada di belakang sekaligus depan, dan Lucid mengklaim bagasi depan Air adalah yang paling luas di antara mobil elektrik lain.

Satu elemen desain yang cukup menarik bisa kita dapati pada penutup bagasi depannya. Tampak ada dua ventilasi udara di situ meski tidak ada mesin di baliknya. Usut punya usut, lubang ini disiapkan untuk mengalirkan udara ke arah lampu LED-nya supaya tetap dingin, sekaligus meningkatkan aerodinamika Air secara keseluruhan.

Masuk ke dalam, kita akan langsung disambut oleh dashboard yang minimalis sekaligus futuristis. Untungnya tidak seminimalis mobil-mobil terbaru Tesla, sebab kita masih bisa melihat beberapa tombol dan tuas kendali di samping dua layar besarnya.

Layar yang pertama diposisikan persis di depan pengemudi dan dibagi menjadi tiga zona yang berbeda. Zona yang paling kiri adalah satu-satunya yang tidak dibekali panel sentuh, berfungsi untuk menampilkan berbagai indikator. Zona yang tengah punya peran seperti panel instrumen tradisional, menampilkan informasi-informasi esensial macam kecepatan, sisa jarak tempuh, dan lain sebagainya.

Zona yang paling kanan, yang berada di tengah dashboard, adalah yang menampilkan informasi navigasi serta multimedia. Kalau memerlukan akses yang lebih lengkap ke sistem infotainment mobil, pengemudi atau penumpang depan bisa memanfaatkan layar kedua yang berada di konsol tengah. Layar kedua ini retractable, yang berarti ia bisa disembunyikan saat sedang tidak diperlukan, atau saat hendak mengambil barang yang tersimpan di kompartemen di baliknya.

Secara keseluruhan, saya suka dengan interior mobil ini. Dashboard-nya terkesan jauh lebih familier daripada milik Tesla Model S, tapi di saat yang sama tidak melupakan aspek-aspek yang membuatnya pantas menjadi mobil masa depan. Salah satunya adalah sistem facial recognition, yang akan mengenali wajah pengemudi pada saat mobil dinyalakan, lalu langsung menetapkan opsi-opsi pengaturan sesuai preferensinya.

Beralih ke soal performa, di sini kita bisa paham mengapa mobil ini digadang-gadang sebagai 'pembunuh' Tesla. Varian termahalnya, yakni Lucid Air Dream Edition yang dibanderol mulai $169.000, mengemas hanya dua motor elektrik saja, satu di depan dan satu di belakang. Meski begitu, total output daya yang sanggup dihasilkannya mencapai angka 1.080 horsepower, dan akselerasi 0 - 100 km/jam bisa dicatatkannya dengan mudah dalam waktu 2,5 detik saja.

Lucid Air bisa digeber hingga mencapai top speed 270 km/jam. Semua angka ini sesuai dengan klaim awal ketika Air masih berwujud konsep. Yang meleset adalah angka-angka seputar efisiensi dayanya. Meleset dalam artian positif, sebab mobil ini ternyata jauh lebih irit lagi daripada yang diperkirakan empat tahun silam.

Jarak tempuh paling jauh ini bisa didapat melalui varian termahal kedua, yaitu Lucid Air Grand Touring yang dihargai $139.000. Varian ini tidak seberingas Dream Edition – tapi tetap masih sangat ngebut dengan total daya sebesar 800 hp – akan tetapi jarak tempuh maksimumnya mencapai angka 832 km dalam sekali charge.

Yang lebih mengesankan lagi adalah, baterai berkapasitas 113 kWh miliknya ini bisa diisi ulang dengan sangat cepat. Saat disambungkan ke jaringan DC Fast Charging, pengisian selama 20 menit sudah cukup untuk menyuplai daya yang setara dengan jarak tempuh 482 km. Dengan kata lain, 20 menit charging sudah bisa mengisi lebih dari separuh kapasitas baterainya. Anggap saja ini SuperVOOC tapi untuk mobil.

Lucunya, charger bawaan Lucid Air juga bersifat bi-directional, yang berarti mobil ini bisa menerima sekaligus menyalurkan energi listrik. Jadi seandainya diperlukan, Lucid Air dapat berperan sebagai genset dadakan untuk menyalurkan daya ke rumah yang aliran listriknya terputus.

Lalu bagaimana dengan kemampuan berkendara otomatisnya? Secara total, Lucid Air mengemas 32 sensor, termasuk halnya sensor ultrasonik, radar, maupun LIDAR beresolusi tinggi. Dipadukan semuanya, Lucid Air mampu mewujudkan autonomous driving Level 2, setara dengan yang dicatatkan Tesla Autopilot sejauh ini. Ke depannya, Lucid optimis dapat menyuguhkan Level 3 menggunakan hardware yang sama.

Dengan harga setinggi $169.000, Lucid Air pada dasarnya sudah masuk di kelas sedan mewah seperti Mercedes-Benz seri S-Class. Memang mudah sekali membandingkan mobil ini dengan Tesla Model S, akan tetapi Lucid Motors sebenarnya ingin mobil ini bisa menarik perhatian para pemilik mobil mewah seperti Mercy S-Class.

Dalam wawancaranya bersama Bloomberg baru-baru ini, Peter Rawlinson selaku CEO Lucid Motors mengatakan bahwa Air mereka tujukan buat pemilik S-Class yang sempat tertarik dengan mobil elektrik berkat inovasi Tesla, tapi sejauh ini belum sudi meninggalkan sedan mewah kesayangannya itu sepenuhnya.

Semua itu baru bisa terjawab paling cepat kuartal kedua tahun depan, tepatnya ketika Lucid Air Dream Edition mulai mengaspal di Amerika Serikat secara resmi. Memasuki tahun 2022, Lucid berencana memperkenalkan varian termurah Air yang harganya diperkirakan berada di bawah $80.000, tentu saja dengan performa dan efisiensi yang lebih inferior.

Kejutan lain bernama Project Gravity

Dalam livestream peluncuran Lucid Air, Lucid juga sempat membocorkan sedikit tentang mobil kedua yang sedang mereka garap. Sejauh ini baru dinamai Project Gravity, SUV ini dibangun di atas platform yang sama seperti Lucid Air.

Tanpa perlu terkejut, gaya desain yang diadopsi sama minimalisnya seperti Lucid Air. Bentuknya kelihatan gagah dan menggambarkan sebuah SUV yang siap melahap segala medan, berbeda dari Tesla Model X yang sepintas lebih menyerupai crossover berkat atapnya yang melandai.

Sejauh ini belum banyak yang Lucid bagikan mengenai Project Gravity, namun mereka memastikan kabinnya cukup luas untuk menampung tujuh penumpang dewasa sekaligus. Performa dan efisiensi dayanya belum diketahui, tapi kalau boleh menebak, kemungkinan sedikit di bawah Air karena dua hal: wujud SUV yang tidak seaerodinamis sedan, dan bobot yang semestinya lebih berat.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, SUV mewah bermesin listrik ini akan terealisasikan pada tahun 2023.

Sumber: CNET dan Lucid Motors.