1. Startup

TrustMedis Coba Hadirkan Solusi Sistem Informasi Fasilitas Kesehatan di Indonesia

Baru sekitar 20% dari seluruh fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia sudah memiliki sistem informasi yang baik

PT Trust Solusion Indonesia (TrustMedis) adalah perusahaan IT berbasis di Surabaya. Perusahaan tersebut memiliki aktivitas utama pengembangan software berbasis solusi dan memberikan jasa konsultasi menyeluruh dalam implementasi teknologi informasi, khususnya bidang kesehatan.

Achmad Zulkarnain Al Jufri, founder dan CEO TrustMedis, menjelaskan semangat awal mendirikan TrustMedis adalah masih banyaknya fasilitas kesehatan (faskes) yang kesulitan saat mengatur sistem informasi. Misalnya, kurang efisien, pencatatan ganda, dan pada akhirnya merugikan rumah sakit itu sendiri.

Dalam pengembangannya, lanjut dia, TrustMedis merupakan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) dengan tiga jenis pelayanan yakni e-Doctor, e-Clinic, dan e-Hospital. Selain itu, terdapat modul rawat inap, rawat jalan, IGD, farmasi, penunjang medis, administrator, keuangan, human resource management (HRM), costumer relationship management (CRM), bank darah, instalasi gizi, manajemen, inventori, dan akuntansi.

"Seluruh pelayanan yang ditawarkan TrustMedis sudah terintegrasi dengan BPJS Kesehatan. TrustMedis juga melayani pendaftaran secara online, display sistem antrian, dan ekios," ujarnya kepada DailySocial, Selasa (16/8).

[Baca juga: Daftar Startup Indonesia di Bidang Kesehatan]

Dia menambahkan, dari adanya sistem yang sudah terintegrasi dengan BPJS Kesehatan, hal ini dapat membantu seluruh peserta karena ada catatan rekam medis yang tersimpan dan bisa diakses oleh seluruh fasilitas kesehatan yang sudah menjadi rekanan BPJS. Terlebih, pada 2018 adalah waktu paling lambat bagi seluruh fasilitas kesehatan untuk menjadi rekanan dan terintegrasi dengan BPJS.

TrustMedis dapat digunakan oleh seluruh faskes yang bergerak di bidang kesehatan, mulai dari praktek dokter mandiri, klinik dan puskesmas, rumah sakit spesialis, rumah sakit umum, asuransi, pasien, distributor obat dan alat kesehatan, hingga pemerintah.

Pihaknya mengklaim sejumlah keunggulan yang ditawarkan dibandingkan kompetitor lainnya, misalnya aplikasi berbasis web, menggunakan software development model Hierarichal Model View Controller (HMVC), bisa membuat Application Programming Interface (API). Dari sisi user interface, ada sistem validasi sehingga dapat meminimalisir human error saat memasukkan data.

Dari segi pengaturan standar sistem, tersedia data master dan bisa dilakukan oleh rumah sakit sehingga tidak ketergantungan dengan vendor. Pihaknya menyediakan dua opsi yang bisa dipilih untuk mengaksesnya lewat internet atau intranet dengan kisaran harga mulai dari 30 juta hingga miliaran Rupiah.

Saat ini, sambungnya, TrustMedis sudah digunakan oleh 100 fasilitas kesehatan yang tersebar di Surabaya, Sidoarjo, beberapa kota di Jawa Timur, Balikpapan, Banjarmasin, dan Makassar. Tahun ini pihaknya akan mulai merambah lokasi baru di Jakarta dan sekitarnya.

Secara potensi bisnis, pada 2014 tercatat ada 2.006 rumah sakit di Indonesia, rumah sakit bersalin sebanyak 2.307, poliklinik 7.396, puskesmas 9.908, puskesmas pembantu 24.949, dan apotek 8.977. Dari keseluruhan faskes, hanya 20% saja yang sudah memiliki sistem informasi yang baik.

Luncurkan MedisMap

Agar promosi brand TrustMedis menjadi lebih massive, perusahaan meluncurkan startup baru dengan ceruk layanan booking online dokter dinamai MedisMap. Menurut Achmad, MedisMap ini berbentuk aplikasi yang menawarkan fasilitas mencari dokter, faskes terdekat, dan booking online dalam perangkat smartphone dan situs website.

Achmad menjelaskan, MedisMap didirikan setelah melewati proses pengembangan sejak Desember 2015 dengan dana investasi sebesar 1 miliar Rupiah dari dana pribadi. Menurutnya, ada satu kekuatan utama yang bisa menjadi pembeda MedisMap dibandingkan startup serupa. Yakni, adanya fasilitas catat rekam medis yang bisa diakses oleh dokter karena aplikasi ini sudah terintegrasi dengan TrustMedis.

Rekam medis sangat dibutuhkan oleh dokter saat hendak menganalisa penyakit yang diderita oleh pasiennya. Mirisnya, hal ini belum sepenuhnya bisa diakomodir oleh pemerintah.

Agar semakin menarik minat, MedisMap akan menggencarkan sejumlah kerja sama strategis. Misalnya mengolaborasikan dengan startup di bidang lainnya, misalnya transportasi. Sementara ini, untuk pengguna MedisMap asal Surabaya sudah bisa menggunakan Ojesy (Ojek Syariah). Selain itu, kerja sama strategis dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Butuh investor

Achmad mengungkapkan sekarang ini pihaknya membutuhkan investor baru untuk kebutuhan perluasan server, menambah tenaga programmer, dan pemasaran. Rupanya, sudah ada sejumlah investor yang sudah menunjukkan minatnya, antara lain berasal dari Korea, Singapura, India, dan lokal.

"Sejauh ini sudah ada beberapa calon [investor] yang dekati kami. Kami pun harus seleksi lagi agar dapat investor yang tepat sesuai visi misi kami," pungkasnya.

Di Indonesia pemain startup yang bergerak di bidang kesehatan sudah lumayan ramai. Sebut saja ada Konsula, Lokadok, HelloDoctor, Tanyadok, haiDokter, Pasienia, DokterSehat, Doktersiaga, Practo, Doktermana, Dokter.id, dan PilihDokter.

Namun, Achmad secara terang-terangan menyebut Konsula adalah kompetitor MedisMap secara head to head dan PT Buana Varia Komputama adalah kompetitor TrustMedis.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again