1. Startup

Menyimak Data Tren Pemasaran "Influencer" di Indonesia

Laporan "State of Influencer Marketing 2024" mengungkap Indonesia menjadi negara ke-4 di dunia dengan persentase jumlah konten influencer disponsori

Laporan "State of Influencer Marketing 2024" yang diterbitkan oleh HypeAuditor, platform analitik AI untuk brand, menyoroti bagaimana potensi adopsi influencer dalam kegiatan pemasaran pemilik brand di Indonesia.

Nilai pasar influencer marketing global diproyeksi mencapai $22 miliar pada 2025. Hal ini didorong tingginya penggunaan jasa influencer dalam kegiatan pemasaran mencakup social commerce, peralihan budget ke iklan digital, dan pemblokiran ad-blocking software.

Dalam temuannya, Indonesia menjadi negara ke-4 di dunia dengan persentase jumlah konten influencer disponsori dan kemungkinan disponsori sebesar 4,37% setelah AS (27,05%), Brasil (15,47%), dan India (7,08%). Sementara dari jumlah influencer Instagram, Indonesia ada di peringkat ke-6 dengan 3,31%.

Sebanyak 89% pengguna setuju bahwa Instagram adalah platform utama yang digunakan influencer marketing di dunia. Hal ini dikarenakan kemampuan Instagram untuk menampilkan produk dan layanan. Brand dapat langsung terhubung langsung dengan customer, berbeda dengan cara beriklan tradisional.

Kemudian, 87% pengguna mengaku mengambil tindakan selanjutnya usai menemukan informasi produk di postingan Instagram, misalnya mengikuti akun brand, mengunjungi toko ritel, atau melakukan pembelian. Temuan ini menandai peran Instagram terhadap kegiatan pemasaran brand.

Perlu dicatat, data laporan ini diolah dari gabungan akun influencer di Instagram (47,9 juta akun), YouTube (6,8 juta), dan TikTok (12,6 juta). Data tersebut dikumpulkan pada Januari 2024 dan merefleksikan metrik rata-rata pada 2023.

Kategori influencer berdasarkan jumlah follower

Lebih lanjut, laporan ini mengungkap bahwa influencer yang memiliki 1000-10.000 jumlah pengikut (follower) menjadi segmen terbesar di Indonesia dengan persentase 77,4%.

Temuan menarik lainnya, influencer nano justru memiliki hubungan kuat dengan para pengikutnya, yang mana menghasilkan engagement rate (ER) tinggi (1,85%) dibandingkan kategori influencer mega (0,69%) dan makro (0,66%). ER Instagram dikalkulasi dengan formula total likes dan comment dibagi dengan jumlah follower, lalu dikalikan 100%.

Tingkat engagement influencer Indonesia dan global

More Coverage:

HypeAuditor juga menyoroti tren penurunan dampak dari keterlibatan influencer dan engagement palsu yang berpotensi merugikan pengiklan hingga jutaan dolar setiap tahunnya. Tercatat sekitar 43% influencer Instagram di Indonesia terdampak dari kemunculan influencer palsu, tetapi persentasenya menurun 2,15% dari tahun 2022.

Co-Founder dan CEO HypeAuditor Alexander Frolov mengatakan, "Penurunan persentase influencer yang terdampak penipuan bukan hal yang asing lagi. Berkat kesadaran di kalangan pembuat konten dan langkah mitigasi dari media sosial, pemasar  lebih percaya diri dengan keberhasilan influencermarketing mereka. Meski begitu, mereka harus tetap mewaspadai, terutama saat bekerja sama dengan influencer mega atau selebritas."

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again