1. Startup

Moladin PHK 360 Pegawai, Bisnis Car Marketplace Perlu Penyesuaian

Sebelumnya OLX Autos dan Carsome melakukan pengurangan pegawai, terdampak ke ratusan pegawai mereka

Startup car marketplace Moladin pekan lalu mengumumkan telah merumahkan 11% dari total pegawai yang dimiliki. Sekurangnya 360 karyawan terdampak PHK. Perusahaan berdalih, keputusan sulit ini didasarkan pada upaya menciptakan bisnis kerberlanjutan dalam jangka panjang.

Kendati perusahaan menjamin hak-hak pegawai terdampak akan diberikan sesuai beleid yang ada, keputusan ini tentu menambah catatan kurang baik untuk ekosistem startup digital. Lebih lagi sempat tersiar kabar bahwa pengumuman pemecatan pegawai dilakukan dalam townhall mendadak berdurasi sekitar 5 menit.

Layoff di segmen car marketplace

Di segmen car marketplace, Carsome telah terlebih dulu melakukan aksi serupa. Q4 2022 lalu Carsome juga dikabarkan telah melakukan efisiensi operasional dengan merumahkan 10% dari total pegawainya. PHK tersebut dilakukan bertahap, memberikan dampak kepada unit usahanya di Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

Januari 2023 OLX Autos juga pangkas 300 karyawan dan ubah model bisnis utama mereka menjadi B2B dan C2B. Ini dilakukan setelah pada pertengahan 2022 lalu mereka mendapati tren kenaikan bisnis penjualan mobil bekas yang disampaikan di pagelaran GIIAS 2022. Kenaikannya sampai 8%, dengan transaksi penjualan hingga 20 ribu unit per bulan dengan taksiran nilai Rp4 triliun.

Menurut Gakindo, di tahun 2022 penjualan ritel untuk mobil (baru) mencapai 1.013.582 unit. Angka ini naik 17,4% dibandingkan dengan tahun 2021. Mengokohkan kondisi pulih seperti tren penjualan sebelum pandemi.

Di tahun 2023, Gakindo punya target penjualan 975 ribu unit. Ini tidak jauh dari angka yang ditargetkan tahun lalu, yakni 960 ribu unit. Terkesan kurang ambisius, karena pihaknya mencoba realistis melihat kondisi perekonomian di tengah ancaman resesi yang mengakibatkan penurunan daya beli (atau setidaknya stagnan).

Bisnis yang diminati investor

Sebagian besar platform car marketplace saat ini mengusung model bisnis C2B2C. Membeli mobil bekas dari pengguna, lalu melelangkannya ke mitra bisnis (diler) atau menjualnya secara langsung lewat aplikasi digital yang dimiliki. Proses inspeksi yang detail dan keberadaan inspection center yang tersebar di berbagai kota menjadi salah satu proposisi nilai yang ditawarkan. Proses jual-beli yang biasanya rumit dan membutuhkan waktu lama, sekarang menjadi relatif lebih cepat dan transparan.

Pandemi yang membuat transaksi jual-beli mobil bekas meningkat menjadikan setiap pemain car marketplace ingin menjadi pemenang. Salah satunya dengan memanfaatkan duit investor untuk memaksimalkan pertumbuhan dan ekspansi.

Untuk mengoptimalkan momentum tersebut, awal 2022 Moladin berhasil menutup putaran pendanaan seri A, sekaligus mengukuhkan model bisnis baru mereka. Diketahui ketika meluncur, Moladin fokus pada penjualan sepeda motor, pendanaan baru itu menjadi "bahan bakar" perusahaan untuk pivot dan fokus menjadi marketplace produk kendaraan roda empat.

Tak lama berselang, Moladin juga dikabarkan dapat pendanaan seri B $96 juta dari DST Global dan sejumlah investor lainnya. Capaian ini membuat kisaran valuasi perusahaan meningkat hingga $700 juta.

Co-Founder & CEO Moladin Jovin Hoon sempat mengatakan, pasar mobil bekas di Indonesia masih sangat terfragmentasi. Masih banyak pemain di ekosistem seperti agen dan diler yang belum memiliki platform dan sistem kerja yang terstruktur. Tujuan Moladin mendemokratisasi sistem tersebut. Pasca-pivot, ia mengatakan selama 6 bulan Moladin mendapati pertumbuhan bisnis yang eksplosif kendati enggan memberikan kisaran angkanya.

Carsome pun sama, di awal 2022 mereka baru mengumumkan pendanaan seri E senilai Rp4,1 triliun. Untuk meningkatkan bisnisnya, bahkan satu bulan setelahnya mereka melakukan akuisisi atas iCarAsia, yang merupakan induk startup Mobil123 dan Carmudi Indonesia. Ekspansi memang jadi kunci perusahaan perluas ekosistem penjualan mobil bekas di jaringannya.

Bisnis car marketplace perlu penyesuaian

Strategi growth at all cost mulai direvisi, seiring dengan kekhawatiran investor terhadap portofolionya untuk bisa mencapai titik profit. Di sisi lain, ancaman gejolak ekonomi global juga memberikan perhatian tersendiri terhadap industri otomotif.

Di Amerika Serikat, tunggakan cicilan mobil meningkat signifikan pada Desember 2022. Data terbaru Cox Automotive, tunggakan pinjaman lebih dari 2 bulan terakhir di 2022 meningkat 5,3%. Dibanding tahun 2021, lonjakannya 26,7% lebih buruk. Ini menjadi preseden tersendiri, karena berada di level tertinggi sejak krisis keuangan global 15 tahun lalu.

More Coverage:

Kendati belum ada data sejenis yang kami temukan untuk konsumen di Indonesia, ada beberapa temuan menarik yang berkaitan dengan konsumen di sini. Menurut survei yang dilakukan oleh Astra pada 2021, sekitar 71% responden mengaku membeli mobil secara kredit.

Sementara itu, data dari OJK mengatakan rasio kredit macet di perusahaan multifinance (perusahaan yang banyak menangani kredit pembelian kendaraan bermotor) ada di level 2,54%. Di sisi lain, jumlah penarikan kendaraan yang diakibatkan gagal bayar rata-rata mencapai 144 unit per bulan.

Kondisi tersebut memaksa setiap bisnis yang bergerak di dalamnya untuk melakukan penyesuaian, setidaknya sampai kondisi ekonomi dipastikan kembali normal dengan daya beli masyarakat yang kian membaik. Bisa saja satu tahun ke depan atau lebih. Perusahaan mengantisipasi dengan melakukan efisiensi di titik-titik yang bisa dilonggarkan, termasuk mungkin dengan mengurangi ekspansi dengan memfokuskan pada konversi transaksi dari persebaran yang sudah ada.

Moladin saat ini mereka sudah memiliki sekitar 10 ribu agen, dengan ratusan warehouse yang tersebar di puluhan kota di Indonesia.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again