1. Entrepreneur

Penjual di TikTok Shop: Pindah Platform Bukan Perkara Mudah

TikTok Shop akan efektif berhenti melakukan transaksi pada 04 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB

Fefenia adalah salah satu penjual aktif di TikTok Shop sejak 9 bulan terakhir. Usahanya bernama "Adinaka Store", menjual berbagai tas anyaman (tradisional) untuk berbagai keperluan. Melalui media sosial miliknya ia bercerita, 90% dari penjualannya datang dari TikTok Shop. Usahanya jalan dibantu puluhan penganyam, 3 live streamer, dan 1 orang bagian pengemasan.

Ia mengaku, dalam beberapa minggu ini penjualannya sedang dalam fase bertumbuh setelah sempat mengalami penurunan. Begitu mendengar kabar bahwa hari ini (04/10) TikTok Shop akan menghentikan proses transaksi, ia mengaku syok dan lemas. Pasalnya Fefenia masih punya tanggungan biaya bahan, stok barang, dan gaji karyawan.

OwnerSevine.id juga bercerita hal yang sama. Dengan 143,9K followers di Tiktok, bisnis mereka termasuk moncer. Belum lama ini mereka baru menambah 20 karyawan untuk memenuhi penjualan aneka tas dan totebag yang meningkat eksponensial.

Jelas ini bukan perkara yang mudah dan terjadi tidak hanya kepada Fefenia dan Sevine.id saja. Karena banyak pedagang lain dari kalangan UMKM yang sejatinya terbantu dengan keberadaan TikTok Shop. Di samping itu, dengan tingginya minat akan TikTok Shop sebenarnya di sini juga sudah terbentuk "ekosistem bisnis" baru yang menaungi jenis pekerjaan baru seperti live streamer, reseller, content creator, agency, dan beberapa lainnya.

Cia juga menjadi salah satu yang terdampak. Usaha sampingannya sebagai affiliator TikTok Shop, membantu para pedagang mempromosikan barangnya dengan konten-konten unik di TikTok. Kendati dilakukan untuk side-income, nilai yang dihasilkan cukup lumayan baginya karena bisa menutup kebutuhan operasional rumah. Kabar penutupan TikTok Shop tentu membuatnya sedih karena harus kehilangan sumber pendapatan.

Juru bicara iDEA (Indonesian E-Commerce Association) menuturkan, pihaknya belum bisa banyak berspekulasi. Dampaknya harus dilihat dan dikaji setelah penutupan, jadi butuh waktu.

Pindah ke platform lain

Para pelaku usaha di atas sebenarnya tidak hanya menggunakan TikTok sebagai satu-satunya kanal penjualan online. Keduanya mengaku juga membuka lapak di sejumlah platform marketplace, bahkan juga pernah mencoba memanfaatkan fitur live stream yang ditawarkan di dalamnya, namun hasilnya belum optimal.

"Sebenarnya tokonya juga buka di Oren (brand marketplace lain), cuma kalo live shopping hasilnya di TikTok tuh lebih rame penjualannya. Jadi ya bisa disimpulkan kalo toko di Oren sekarang memang lagi sepi-sepinya semenjak ada Tiktok," ujar owner Sevine.id.

Untuk pindah ke platform lain, baik Fefenia dan Sevine.id mengatakan bukan perkara mudah. Karena harus meracik ulang strategi agar bisa bersaing dengan ratusan penjual yang ada di sana. Terlebih ada perbedaan yang signifikan antara cara kerja platform live shopping yang ada di marketplace dengan yang ada di TikTok.

"Saya pernah jaya di Shopee walaupun sekarang sepi, Tokopedia dan Lazada juga jalan tapi pelan. Buat bikin yang lain segede TikTok Shop seperti sekarang ini yang menakutkan. Semoga kami para seller dikuatkan [..] Sekarang lagi memperbaiki etalase di marketplace lain yang kami punya," ujar seller lainnya.

Tidak dimungkiri, salah satu proposisi nilai terpenting TikTok adalah pada algoritma yang diterapkan, sehingga membawa konten yang benar-benar bisa terpersonalisasi di FYP (layar utama) pengguna aplikasi. Dengan modal live stream atau konten yang tepat, siapa saja berpotensi untuk tampil di laman tersebut, termasuk bagi mereka yang belum memiliki basis followers besar sebelumya. Hal ini yang membedakan TikTok dengan media sosial lainnya.

Dalam sebuah kesempatan, juru bicara TikTok Indonesia mengatakan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan regulator untuk menghasilkan keputusan yang baik untuk semua. Pihaknya juga berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan UMKM melalui program pemberdayaan yang dimiliki.

Perlu mantap di satu platform

Ada beberapa hal yang membuat sebuah brand atau pedagang memilih menetap dan mendalami satu platform saja, salah satunya keterbatasan di aturan main. Ambil contoh pada ketentuan penalti yang ada di Shopee Live, salah satu aspek yang dinilai sebagai pelanggaran “sedang” adalah turut mempromosikan platform lain atau kontak lain yang mendorong transaksi di luar Shopee.

Aturan main Shopee Live

More Coverage:

Aturan ini jelas membuat para pedagang tidak bisa melakukan live secara paralel. Pun saat membuat konten untuk promosi di platform tertentu, penempatan brand dan akun juga harus disesuaikan dengan platform masing-masing.

Kembali beradaptasi

Namun pada akhirnya semua harus kembali beradaptasi untuk tetap bisa bertahan. Seperti saat TikTok Shop pertama kali datang, lalu para seller mencoba membiasakan diri untuk memanfaatkan platform tersebut; kini mereka harus mencoba berjuang dengan semangat yang sama, untuk mencoba keberuntungan dari kanal-kanal penjualan lain.

Apa yang dilakukan pemerintah adalah penegakan aturan untuk terciptanya harmonisasi dalam iklim bisnis. Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan Rifan Ardianto mengatakan revisi Permendag No. 50 (yang salah satunya jadi landasan pemberhentian aktivitas TikTok Shop) ditujukan agar ekosistem bisnis digital di Indonesia lebih fair.

"Kami berupaya tidak ada bisnis yang menguasai dari hulu ke hilir. Kami berusaha membuat definisi yang clear terkait retail online, marketplace, social-commerce," ujarnya dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan iDEA.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again